Silaturrahmi dan Sosialisasi Tugas Mata Kuliah AIK Bersama Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Kota Medan
Medan (Auditorium UMSU), 28 Jumadil Akhir 1444 H / 21 Januari 2023 M
Kegiatan Badan Al-Islam dan Kemuhammadiyan (BIM) UMSU ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Januari 2023 pukul 10,00 WIB, hadir dalam acara:
- Badan Pembina Harian (BPH) UMSU Dr. Bahril Datuk, Prof Dr Nawir Yuslem, Muthallib MM, dan Assoc Prof Dr Ida Hanifah MH
- Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani, M.AP
- Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, dan Wakil Rektor III
- Pengurus Badan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan UMSU
- Pimpinan Daerah Muhammadiyah Medan (ketua Drs. Burhanuddin, M.Ag dan sekretaris)
- Pimpinan Daerah Aisyiyah Medan (ketua dan sekretaris)
- Pempinan Cabang dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah se-kota Medan
- Pempinan Cabang dan Pimpinan Ranting Aisyiyah se-kota Medan
- Pimpinan Fakultas se-UMSU
- Pimpinan Prodi se-UMSU
Sambutan Ketua BIM UMSU, Dr. Nur Rahmah Amini, M.Ag
Awal sambutannya beliau menyampaikan bahwa berdasarkan Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 02/PED/1.0/2012 tentang Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Kebijakan Majelis Dikti Litbang tentang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia. Setiap PTMA ini memiliki sebuah Lembaga yang berfungsi melakukan kajian Pengembangan, Pengajaran, dan Pengamalan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dengan struktur organisasi. Dan di UMSU lembaga tersebut adalah BIM (Badan Al-Islam Kemuhammadiyahan). Dibanding PTMA se-Indonesia, lembaga AIK di kampus tersebut masih banyak yang bentuknya Lembaga sedangkan di UMSU sudah Badan. Kedudukan Badan lebih di atas Lembaga, begitulah yang disampaikan banyak teman di Asosiasi Lembaga Al-Islam Kemuhammadiyahan di Indonesia.
Selanjutnya beliau menyampaikan laporan bahwa jumlah Dosen AIK di UMSU sebanyak 43 orang, termasuk ketua PDM Medan Bapak Burhanuddin dan Bapak WR II Prof. Dr. Akrim, M.Pd juga termasuk Dosen AIK awal mengajar matakuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Jumlah Dosen AIK yang ada itu mendapat tantangan besar karena harus menghadapi dan membimbing mahasiswa UMSU yang jumlahnya ribuan. Selanjutnya, bahwa indikator sebagai Dosen AIK adalah aktif dalam persyarikatan, ada yang di tingkat struktural Ranting, Cabang, Daerah, bahkan Wilayah. Dalam hal ini, Dosen AIK selain mengajar, juga aktif berorganisasi, sehingga Dosen AIK dituntut manajemen waktunya, inilah cerdas Dosen AIK dalam membagi waktu yang bermanfaat dan semua aktifitasnya berjalan efektif. Kemudian indikator sebagai Dosen AIK adalah membina Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah sehingga Dosen AIK yang menyampaikan materi matakuliah Kemuhammadiyahan bisa menarik dan punya rasa humor dalam arti menggembirakan saat mengajar. Sampailah misi dan visi Muhammadiyah atau persyarikan bisa terwujud.
Lalu beliau sampaikan untuk apa kita laksanakan silaturahmi ini? Ada apa, yang mungkin muncul pertanyaan, salah satunya karena mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan ini tidak hanya ilmu praktis atau ilmu teoritis saja tetapi dapat diaplikasikan langsung dalam kehidupan. Sebab materi-materinya yang harus diterapkan langsung untuk dilakukan praktek di lapangan berupa observasi dan wawancara.
Kembali Ibu Rahmah menyapa hadirin dengan menguatkan bahwa BIM sudah berusaha mengaplikasikan dengan menampilkan beberapa tayangan-tayangan berupa video. Ada video wawancara Kemuhammadiyahan, ada video-video tentang mata kuliah Pendidikan Agama, Ibadah-Muamalah dan juga mata kuliah Islam dan Iptek itu. Nah, Beliau katakan, di sini bapak dan ibu saya terharu sekali karena sebelum acara ini kita lakukan mahasiswa itu sudah ada yang terjun duluan ke Pimpinan Cabang/Ranting baik Muhammadiyah dan Aisyiyah dan sudah melakukan beberapa wawancara diantaranya banyak kami dapati tugas-tugas mahasiswa di lapangan ini mengapresiasi sekali sambutan dari bapak PCM dan ibu PCA. Mahasiswa mengatakan ini baik sekali dari PCM dan PCA dalam sambutannya saat wawancara dan berbagi ilmu serta pengalamannya selama mengurus dan aktif di Muhammadiyah. Terakhir ketua BIM dalam menyudahi penyampaiannya dengan mengutip lagu;
Ranting — Penting, Cabang—Berkembang. Ayo Maju Bersama…
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya atas kehadiran dan kerjasamanya semua pihak dalam mensukseskan program ini, karena program AIK ini adalah perwujudan melangsungkan visi misi Muhammadiyah, tujuan persyarikatan.
Sambutan Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani, M.AP
Dalam sambutannya Pak Rektor menyampaikan bahwa penciri Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) adalah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan tidak hanya sebatas kegiatan rutinitas di Perguruan Tinggi tapi perlu tata kelola dan regulasi yang kuat dari Perguruan Tinggi itu sendiri, harus ada political will agar berjalan dengan baik sesuai program dari Majelis Dikti PP Muhammadiyah.
Pembelajaran AIK di UMSU sendiri sudah semenjak berdirinya UMSU tahun 1957, berjalannya waktu baru hari ini bisa berkumpul dengan Muhammadiyah se-kota Medan sehingga bisa diharapkan berjalan Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhamamdiyahan dengan lebih baik dari bekerjasama dengan Cabang dan Ranting secara langsung.
Lebih lanjut Rektor menyampaikan berharap anak dan sanak familiy warga persyarikatan agar masuk kuliah di UMSU sebagaimana anak dari Ormas lain juga kuliah di UMSU dan pengakuan dari Ormas lain tersebut menyatakan bahwa “organisasi boleh berbeda tetapi kalau pendidikan ya harus di Muhammadiyah”. Sehingga dalam konteks ini disampaikan oleh ketua BIM tadi bahwa anak-anak dari kawan-kawan kita tadi minimal mereka ikut pelatihan seperti KIAM dapat pengakuan bahwa mendapatkan cerita mahasiswa selama ini enggak pernah salat sekarang sudah shalat dan banyak lagi cerita baik dan kabar gembira dari pelatihan yang dilaksanakan untuk mahasiswa UMSU.
Banyak cerita-cerita terkait itu saya bersyukur pada hari ini apa yang telah dirancang oleh BIM untuk terobasan seperti ini. Universitas menyambut program ini dengan baik, walaupun nanti dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2023 ini tapi kita sudah bersiap-siap agar nanti apa yang telah kita susun ini betul-betul efektif.
Rektor juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan kita semua, tepat tanggal 18 November 2022 yang lalu itu kita melaksanakan Muktamar Muhammadiyah di Solo, berbarengan adanya pengakuan terhadap kita diberikan oleh Pemerintah melalui akreditasi Unggul. Maka, unggul itu adalah logo akreditasi yang tertinggi untuk institusi, untuk Perguruan Tinggi.
Perkembangan untuk sekarang ini di Indonesia ini ada 4.500 perguruan tinggi, negeri dan swasta mencapai akreditasi Unggul baru 48 perguruan tinggi, termasuk kita di Sumatera Utara yang swasta hanya kita (UMSU). Artinya di luar Jawa itu hanya baru dua itu satu di Universitas Muslim di Makasar, dan satu kita. Adapun di Sumatera satu-satunya swasta adalah UMSU. Untuk Sumut baru USU dan UMSU yang meraih akreditasi Unggul. Sedangkan PTMA se-Indonesia yang Unggul yaitu UMM, UMS, UMY, Uhamka, dan UMSU.
Kaitannya dengan pembelajaran AIK ini adalah sesuai dengan regulasi Majelis Dikti sehingga UMSU tidak kalah dengan universitas Muhammadiyah lainnya. Sehingga kemajuan dengan jumlah Dosen AIK yang masih dinilai sedikit, ini salahsatu PR nya. Dan upaya-upaya lainnya semua yang terkait untuk meningkatkan mutu pembelajaran AIK di kampus UMSU.
Di akhir penyampaian sambutan Rektor menayangkan slide bahwa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara memaksimalkan program AIK ini berjalan dengan baik dibuatlah program andalan yaitu Mahasiswa UMSU turun ke Cabang dan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah se-kota Medan. Ada empat poin dalam tayangan slide tersebut; (1) Program ini sudah mulai berjalan bersifat uji coba 2022. (2) Secara resmi dilaksanakan mulai semester ganjil 2023. (3) program kerjasama UMSU dengan Cabang dan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah se-kota Medan. (4) Program ini direncanakan akan memberikan Apresiasi kepada Cabang dan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah se-kota Medan. Bahkan tidak hanya Medan, kalau benar-benar berkembang program ini bisa juga bekerjasam sekaligus membina Cabang terdekat Daerah Deli Serdang, Binjai, atau juga Serdang Bedagai.
Target awal sehingga jika ada ranting yang kurang terbina, UMSU punya kewajiban itu untuk mengembangkan ranting tersebut dengan program pembelajaran AIK ini bisa menghasilkan maksimal kerjasama yang baik tidak hanya turun sebagai penugasan mata kuliah AIK dari BIM. UMSU akan menjadi tempat dalam proses pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di luar kampus tapi juga internal kampus yang sudah menjalankan program unggulan selain pelatihan mahasiswa yang dilanjutkan dengan Mentoring yang dibimbing langsung oleh para Mahasiswa senior.
Di akhir sambutannya Rektor menyampaikan sekali lagi terima kasih kita semua bisa berjalan seperti ini karena doa dan dukungan kita semua, kami secara realitas terus berusaha untuk melakukan yang terbaik. Adapun kekurangan dan kelemahan kita coba untuk bagaimana itu kita bicarakan secara bersama-sama untuk pengembangan organisasi persyarikatan dan amal usaha. terkhusus umsu bisa maju punya slogan: “UMSU Maju, Bersama Persyarikatan”.
Bimbingan dan Arahan oleh BPH UMSU, Prof Dr Nawir Yuslem, MA
Dalam penyampaian arahan mewakili BPH UMSU, pertama beliau sampaikan bahwa dalam kaitannya dengan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan adalah salahsatu tugas pokok dari BPH itu salah satu dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu membina dan mengawal terlaksananya Al-Islam dan Kemuhammadiyan di Perguruan Tinggi.
Jadi kehadiran bapak-bapak dari pimpinan daerah, pimpinan cabang, dan ibu-ibu juga dari pimpinan daerah dan cabang ini saya kira sangat-sangat mendukung tugas dari BPH UMSU di samping juga tugas dari BIM dan Pak Rektor bagaimana kita sinergi dalam mensukseskan program ini bagaimana anak-anak kita mahasiswa kita itu selain mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Saintific Ability, Skill dan juga tentunya Mental Attitude, 3 hal ini harus menyatu.
Mr Muhammad Syafi’i, ahli pendidikan menyebutkan 3H itu harus di asah, di asih, dan di asuh. Pertama itu High Saintific Ability; kemampuan intelektual, ilmu pengetahuan dan kemuhammadiyahan-nya. Kedua, Hand Skill; di dalam Islam dan Kemuhammadiyahan yang diajarkan transfer ilmu, namun juga anak-anak kita terampil melaksanakan berbagai praktek-praktek ibadah, praktek-praktik muamalah yang berhubungan dengan Islam dan kemuhammadiyahan saya kebetulan beberapa kali ditugaskan oleh UMSU dan juga oleh pak Ketua BPH untuk membuka dan memberikan sambutan pada kegiatan Kajian Intensif Islam dan Kemuhammadiyahan (KIAM) untuk mahasiswa-mahasiswa baru kita. Saya melihat antusiasme semangat dari anak-anak kita itu tidak cukup besar untuk mengetahui tentang Islam dan Kemuhammadiyahan dan bahkan itu menjadi pondasi dari sisi atau oleh karena kami dari kepada bapak dan ibu dan cabang kita dukung mahasiswa kita yang akan terjun cabang-cabang. Perserikatan Muhammadiyah tuntuk ajaran Islam yang ada di negara kita bahkan Muhammadiyah sudah melewati teritorial negara yang sudah masuk ke wilayah-wilayah luar Indonesia baik itu cabang-cabangnya (PCIM) bahkan juga perguruan tinggi. Bapak dan Ibu tanggung jawab kita memang untuk memastikan Islam itu bisa dipahami bisa diamalkan karena dengan itulah bapak dan ibu masyarakat bisa wujudkan adil dan makmur bagi Indonesia, Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Gafur, yang menjadi Ultimate Gold dari Muhammadiyah.
Selanjutnya beliau mengingatkan akan ketakwaan dalam hidup kita, bahwa Alquran sendiri memesankan kepada kita hamba Allah yang beriman agar kita bisa memastikan diri kita secara individual untuk sebelum meninggalkan dunia ini menjadi muslim yang sesungguhnya atau muslim yang sebenarnya. Ayat yang selalu dibacakan surah Ali Imran ayat 102, menyuruh kita bertakwa, dan jangan meninggalkan dunia ini sebelum kamu benar-benar menjadi muslim yang sesungguh. Nah itulah tanggung jawab kita bersama sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah yang dimaksudkan di sini bapak dan ibu tentu tidak hanya berhenti pada sekedar pengetahuan saja sekedar pernyataan untuk mencapai taqwa.
Awali dengan iman itu tidak akan terwujud kecuali hadir di dalam hati. Para ulama merumuskannya imam yang benar itu adalah yang pertama al-ikrar yang kita ucapkan ini tidak hanya berhenti di situ, tapi harus kita konfirmasi dengan harus menjadi muslim yang sesungguhnya, yang sebenar-benarnya itu harus ada konfirmasi menyatakan sesuatu itu dalam bentuk perbuatan melalui anggota tubuhnya baik itu dalam bentuk ibadah, puasa, zakatnya atau dalam bentuk muamalah. Ucapan konfirmasi dengan hati dan juga bentuk bukti nyata karakter integritas itu maka sebenarnya dihadapan Allah dan di hadapan manusia yang tidak lagi dipandang maka oleh karena itu bapak dan ibu kita sebagai dari Muhammadiyah yang sudah besar ini kita betul-betul semakin berkembang bahkan kalau kita lihat seperti yang disampaikan pak Rektor, orang-orang yang di luar Muhammadiyah sendiri memberi apresiasi kepada kita baik di bidang pendidikannya, di bidang pengkaderannya.
Bekerja sama antara kita sebagai persyarikatan Muhammadiyah dengan amal usaha itu seperti yang memajukan Muhammadiyah sekaligus amal usahanya maju bersama persyarikatan tidak hanya akidah dan ibadah saja. Pada awalnya memang kita melihat Muhammadiyah itu sangat memiliki konsen Bagaimana aqidah dan ibadah yang dilaksanakan oleh umat itu betul-betul sejalan dan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul konsekuensinya yang sudah pasti, seperti melaksanakan konsep Al-Maun yang sudah familiar dalam Muhamamdiyah.
Terakhir dalam arahannya beliau sampaikan kepada PDM dan Muhammadiyah Aisyiyah Medan terkait Al-Islam dan Kemuhammadiyahan bahwa kerjasama ini diharapkan mahasiswa disambut dalam penugasan turun ke Cabang dan Ranting untuk menuntaskan mata kuliah selagus ini bagian dari kelangsungan tugas persyarikatan dalam mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Setelah berakhir acara pembukaan, langsung dilanjut kegiatan inti silaturahmi dan sosialisasi matakuliah Kemuhammadiyahan yaitu pemaparan materi dari BIM Devisi Pendidikan dan Pengajaran (Kurikulum AIK) oleh Bapak Dr. Ali Imran Sinaga, MA yang dimoderatori oleh Bapak Drs. Mahmud Yunus Daulay, MA
Nara Sumber Kegiatan: Dr. Ali Imran Sinaga, M.Ag
Beliau menyampaikan dengan memaparkan dan membentangkan slide materi pertemuan ini, bahwa pelaksanaan materi dan teknis tugas Kemuhammadiyahan yang diberikan kepada mahasiswa untuk turun ke Cabang atau Ranting langsung berdasarkan konsep dari UU Pendidikan, SN Dikti 03/2022, yaitu “Standar proses Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan Pembelajaran pada Program Studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan (CPL), [pasal 10].
Adanya CPL yang bernuansakan Outcome Based Education (OBE) semua mata kuliah AIK, dengan adanya penugasan-penugasan yang dimaksud. Adapun semua matakuliah AIK itu ada empat, selama empat semester. Semester 1 (Pendidikan Agama), semester 2 (Ibadah, Akhlak, dan Muamalah), semester 3 (Kemuhammadiyahan), dan semester 4 (Islam dan IPTEK). Keempat matakuliah ini juga hasil dari rumusan kurikulum AIK yang terbaru yang saat ini sedang proses penulisan buku ajar keempat matakuliah tersebut.
Keempat matakuliah tersebut sesuai 6 tugas KKNI, dua di antaranya yang paling untuk dipacu adalah penugasan Project Based Learning (PBL) dan tugas Mini Riset (MnR) terkait untuk Outcome ini. Untuk itu Maping Strategy dilakukan adalah bahwa untuk matakuliah Pendidikan Agama yaitu tugas mengenai dakwah komunitas, kualitas dan kuantitas pengajian dan sebagainya. Lalu untuk matakuliah Ibadah, Akhlak, dan Muamalah penugasannya adalah terkait peta dakwah, pengelolaan mesjid, hukum/ketarjihan, bisnis keuangan, dan lainnya. Kemudian matakuliah Kemuhammadiyahan terkait tugas tentang sejarah Muhammadiyah Sumut kedepannya tidak hanya Muhammadiyah Medan, lalu AUM, Kemitraan, Ortom, Linkungan Kesehatan, dan Sosial, dan lain sebagainya. Terakhir matakuliah Islam dan Iptek dengan penugasan seperti Manajemen IT (termasuk perlu GPS alamat Ranting atau Cabang), profil Muhammadiyah di Website masing Cabang atau Ranting, kepustakaan, penataan bangunan, dan lain sebagainya.
Inilah kerja besar kita dalam mengawali pelaksanaan penugasan matakuliah ini. Sebagai gambaran tugas MnR dan PBL AIK UMSU untuk semester Gasal langsung dari Kelembagaan (BIM) dengan mahasiswa, sedangkan untuk semester Genap bentuk tugas Kemandirian mahasiswa dengan Dosen AIK riset ke lapangan.
Selanjutnya Pak Ali menyampaikan gambaran keperluan Riset di Muhammadiyah dan Aisyiyah kota Medan yang Cabang dan Ranting perlu disiapkan untuk kerjasama penugasan outcome matakuliah ini, yaitu 1) Obeservasi/Survey, 2) Informasi, 3) Dokumentasi, 4) Tekstur Bangunan, 5) Pengambilan Gambar/Video, 6) Partisipan, 7) Durasi riset yang layak, 8) Penandatanganan laporan mahasiswa. Lanjut, dalam pemaparan beliau, bahwa Outcome (Luaran) KMD ini hasilnya adalah bisa dalam bentuk artikel jurnal, video dokumenter, proposal skripsi, bentuk buku, aplikasi, dan lainnya. Dan ini semua sesuai kebijakan bersama. Terakhir dalam Roadmap MnR KMD Mahasiswa UMSU tahun 2022-2026. Tahun 2022-2023 terkait riset Sejarah Berdiri Muhammadiyah setempat, tahun 2023-2024 terkait peta dakwah. Tahun 2024-2025 terkait kajian sesuai prodi, dan tahun 2025-2026 terkait kerjasama antar Ortom, Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Amal Usaha.
Terakhir dilanjut dengan dialog dengan tanggapan dari para hadirin seperti harapan besar bersama dari salahsatu PCM Medan Sunggal (Bapak Muzakkir) menyampaikan dalam kesempatan sesi Diskusi Forum ini untuk menindaklanjuti penuntasan sejarah Muhammadiyah Sumatera Utara, karena UMSU dulu juga pernah mengadakan seminar di Mesjid Taqwa kampus ini, waktu itu disampaikan ada kabar dalam satu artikel bahwa Muhammadiyah pada tahun 1920 KH Ahmad Dahlan pernah datang ke Medan menemui Sultan, bahkan diminta untuk menikahi puteri Sultan, dan sempat dipersilahkan untuk menjadi imam di Mesjid Raya Medan. Ini sejarah keabsahannya perlu digali agar valid, sehingga perlu diadakan seminar dari hasil penelitian untuk menuntaskan Sejarah Muhammadiyah di Sumatera Utara.
Diakhir acara disampaikan oleh Bapak Mahmud Yunus selaku moderator hal yang berkembang dalam diskusi dan konsep program awal BIM ini akan ditindaklajuti dan bisa diskusi lanjut dengan Pengurus BIM. Bahkan katanya dalam membawa acara dialog setelah pembukaan acara, UMSU tidak hanya mengapresiasi program matakuliah BIM ini tapi juga memberi anggaran bagi Ranting Muhammadiyah. Tidak hanya sebagai tempat objek penelitian tapi memang saling kerjasama dan langsung membantu secara nyata dari UMSU untuk Ranting Muhammadiyah.